Wednesday 2 April 2014

Ilmu Yang Kudapat Dari Proses Pendakian

       
    Kala itu saya dan teman saya melakukan ekspedisi pendakian di Gunung Lawu Jawa Timur, dengan niat untuk refreshing dan melatih ketahanan fisik sebelum memasuki bulan puasa, sekalian kalo buat saya tentunya pengen untuk refreshing dan melepas penat setelah menjalani suatu proses tahapan lomba yang cukup menyita waktu, pikiran, dan tenaga saya. Bahkan lomba tersebut juga sempat memang menunda waktu kelulusan saya juga hha. Akan tetapi setelah saya renungkan ternyata memang benar bahwa jalan yang saya tempuh ini merupakan jalan yang terbaik dari skenario-Nya. Mirip seperti halnya ilmu yang saya dapatkan dari pendakian :
     Bagi para pendaki untuk mencapai puncak atau sebuah tujuan membutuhkan proses yang tidak instant. Mereka harus memulainya dari suatu langkah kecil berkesinambungan step by step. Pada proses langkah awal tentu terasa sangat berat hal ini disebabkan tubuh kita perlu ber-aklimatisasi dengan kondisi sekitar, begitu pula dengan kita untuk mencapai sebuah tujuan yang kita inginkan tentu wajarlah kita akan menemui kesusahan dan merasa berat di awal, tapi yakinlah hal ini hanya proses aklimatisasi (adaptasi) sesaat saja.
     Apabila proses tersebut sudah terlewati maka, terasa ringanlah kita dalam berjalan menempuhnya. Ringan pun belum tentu mudah, karena tidak bisa dipungkiri bahwa halangan, rintangan, dan medan terjal selalu membayangi proses dalam pendakian, tapi hal ini tak apa karena justru disitulah nikmatnya tantangan dalam proses pendakian (perjalanan hidup) ini.
    Dalam proses pendakian yang saya lakukan kala itu, saya belajar tentang arti kepedulian dan persahabatan. Salah seorang teman saya waktu itu terserang hypothermia saat hampir mencapai pos 4 sehingga kami satu tim pun bergegas menolong dan menghangatkannya dan memutuskan untuk istirahat sembari menunggu kondisi teman kita pulih. Tentu saja hal ini mengakibatkan target waktu awalnya yang sudah terplanning untuk nge-camp di puncak sebelum shubuh menjadi tergeser, demi menolong teman yang saat itu sedang kritis. Dari hal inilah saya pun mendapat pelajaran bahwa memang kepedulian terhadap sesama itu sangatlah penting, bahkan hal ini dapat mengakibatkan penundaan untuk mencapai proses mencapai puncak tersebut. Itulah yang menurutku yang membedakan suatu pemimpin yang mungkin sering disebut dengan istilah "bos" dan "leader". Seorang "boss" hanya terlalu berorientasi pada targetnya tanpa memperdulikan kondisi sumber dayanya, sehingga sering kali membuat para bawahannya menjadi tertekan dalam proses pencapaian target. Berbeda halnya dengan typical seorang "Leader" yang mana dalam berorientasi pada target, dia tetap memperhitungkan kemampuan sumber dayanya. Jadi tidak jarang bagi seorang leader ikut turun tangan membantu permasalahan yang terjadi pada sumber dayanya (5M : Man, Machine, Money, Methods, Material) demi targetnya tetap tercapai secara keseluruhan. Karena seorang Leader pun sadar Kesuksesan yang sebenarnya itu bukan tentang keberhasilan secara individu akan tetapi lebih pada ketercapaian target secara bersama.
    Yang perlu menjadi perhatian bagi para pendaki, maupun calon pendaki yaitu bahwa proses mencapai puncak tentunya merupakan jalan yang panjang, yang mana membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mencapai puncak. Sehingga wajarlah kalo mungkin kita beristirahat sejenak untuk memperhatikan kondisi sekitar kita, rekan-rekan kita, dan mereview apa yang tlah kita lakukan selama ini. Akan tetapi saya pun mendapatkan pelajaran bahwa dalam proses istirahat kita pun tidak boleh trus-trusan (atau terlalu lama), sebab hal ini dapat menyebabkan kita menjadi kedinginan dan menurunkan semangat, begitupula juga dengan proses pencapaian kita, istirahat boleh tapi sewajarnya.
     Hal selanjutnya yang membuat saya kagum yaitu, sikap keramahan dan saling membantu satu pendaki dengan pendaki yang lain. Hal ini mungkin disebabkan mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu mencapai puncak, oleh karena itu memang hal ini sepatutnya kita adaptasikan pada diri kita. Bahwa selama kita memiliki tujuan yang sama maka marilah kita saling membantu dan jangan saling menjatuhkan satu sama lain.       
      Kemudian sensasi yang benar-benar wah, dan memang hebat yaitu saat kita telah mencapai puncak atau tujuan dari awal perjalanan kita ini. Sesuatu hal sulit, susah, penat, luka, peluh, keringat, dan lelahnya, saat mencapai puncak terbayarkan semuanya. Yang kita rasakan hanyalah senang, bahagia dan bergembira haha. Dan ternyata di puncak pun, sebenarnya masih terdapat ilmu yang bagus lagi yaitu, tentu setelah kita mencapai puncak kita dapat benar-benar mengetahui kondisi di bawah sekitar kita. Hal ini tentunya menyadarkan kita bahwa kita yang sudah mencapai puncak ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan mereka yang sedang di bawah. Karena saat kita berada di puncak, kita mampu menjadi lebih mengerti hal dan kondisi apa saja yang sedang terjadi di kondisi di bawah kita sehingga seharusnya mampu berpikir secara menyeluruh dan lebih berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan maupun tindakan.     
    Overall, Dari kesemua perjalanan pendakian yang saya alami, saya sangat bersyukur sekali atas ilmu maupun pelajaran yang dapat saya ambil, semoga dengan ilmu yang didapat ini dapat membuat kita sadar akan pentingnya tekad yang kuat dalam mencapai tujuan, kepedulian sesama baik terhadap sesama manusia maupun semua makhluk hidup dan lingkungan yang ada, serta disini saya belajar tentang apa itu "leadership" serta saya menjadi yakin bahwa proses berat yang mungkin saya alami sekarang merupakan salah satu proses pencapaian dari target yang ada. Dan saya yakin bahwa semua itu akan indah pada waktunya, serta akan terbayarkan semuanya saat kita telah mencapai puncak atau tujuan kita.. Aamiiiin.

"Now I see the secret of making the best person:
it is to grow in the open air,
and to eat and sleep with the earth."

(Walt Whitman)