Ada pepatah berbunyi,"Menuntut ilmu di waktu kecil itu seperti meraut di atas batu (sulit dilakukan tapi membekas dan tidak mudah hilang/lupa), dan saat dewasa bagaikan melukis di atas air (mudah dilakukan akan tetapi cepat hilang/mudah lupa)." Yupz memang benar, dan saya merasakan. Akan tetapi tidaklah menyenangkan apabila menyerah begitu saja pada kenyataan, karena sebenarnya kita masih bisa berusaha "mengakalinya" dengan cara menjadikan air itu menjadi es, jadi kita menjadi mengukir di atas es. Ya tidak mudah menjadikan air menjadi es, butuh "force" atau usaha extra. Dan sayapun sadar itu juga sebenarnya tidak seawet ukiran di atas batu. Tapi setidaknya paling tidak kita masih bisa mengusahakannya dan tidak menyerah pada keadaan. It is better to keep trying than passive and do nothing.
Motivasi dan Inspirasi
Sunday, 19 October 2014
Meraut di atas Batu, Melukis di atas Air, dan Mengukir di atas Es
Ada pepatah berbunyi,"Menuntut ilmu di waktu kecil itu seperti meraut di atas batu (sulit dilakukan tapi membekas dan tidak mudah hilang/lupa), dan saat dewasa bagaikan melukis di atas air (mudah dilakukan akan tetapi cepat hilang/mudah lupa)." Yupz memang benar, dan saya merasakan. Akan tetapi tidaklah menyenangkan apabila menyerah begitu saja pada kenyataan, karena sebenarnya kita masih bisa berusaha "mengakalinya" dengan cara menjadikan air itu menjadi es, jadi kita menjadi mengukir di atas es. Ya tidak mudah menjadikan air menjadi es, butuh "force" atau usaha extra. Dan sayapun sadar itu juga sebenarnya tidak seawet ukiran di atas batu. Tapi setidaknya paling tidak kita masih bisa mengusahakannya dan tidak menyerah pada keadaan. It is better to keep trying than passive and do nothing.
Wednesday, 2 April 2014
Ilmu Yang Kudapat Dari Proses Pendakian
Kala itu saya dan teman saya melakukan ekspedisi pendakian di Gunung Lawu Jawa
Timur, dengan niat untuk refreshing dan melatih ketahanan fisik sebelum
memasuki bulan puasa, sekalian kalo buat saya tentunya pengen untuk refreshing dan melepas
penat setelah menjalani suatu proses tahapan lomba yang cukup menyita
waktu, pikiran, dan tenaga saya. Bahkan lomba tersebut juga sempat memang
menunda waktu kelulusan saya juga hha. Akan tetapi setelah saya renungkan ternyata memang benar bahwa jalan yang saya tempuh ini merupakan jalan yang
terbaik dari skenario-Nya. Mirip seperti halnya ilmu yang saya
dapatkan dari pendakian :
Bagi para pendaki untuk mencapai puncak atau
sebuah tujuan membutuhkan proses yang tidak instant. Mereka harus memulainya dari
suatu langkah kecil berkesinambungan step by step. Pada proses langkah
awal tentu terasa sangat berat hal ini disebabkan tubuh kita perlu
ber-aklimatisasi dengan kondisi sekitar, begitu pula dengan kita untuk
mencapai sebuah tujuan yang kita inginkan tentu wajarlah kita akan
menemui kesusahan dan merasa berat di awal, tapi yakinlah hal ini hanya
proses aklimatisasi (adaptasi) sesaat saja.
Apabila proses tersebut
sudah terlewati maka, terasa ringanlah kita dalam berjalan menempuhnya. Ringan pun belum tentu mudah, karena tidak bisa dipungkiri bahwa halangan, rintangan, dan medan terjal selalu membayangi proses dalam pendakian, tapi hal ini tak apa karena justru disitulah nikmatnya tantangan
dalam proses pendakian (perjalanan hidup) ini.
Dalam proses pendakian yang saya lakukan kala itu, saya belajar tentang arti kepedulian dan persahabatan. Salah seorang teman saya waktu itu terserang hypothermia saat hampir mencapai pos 4 sehingga kami satu tim pun bergegas menolong dan menghangatkannya dan memutuskan untuk istirahat sembari menunggu kondisi teman kita pulih. Tentu saja hal ini mengakibatkan target waktu awalnya yang sudah terplanning untuk nge-camp di puncak sebelum shubuh menjadi tergeser, demi menolong teman yang saat itu sedang kritis. Dari hal inilah saya pun mendapat
pelajaran bahwa memang kepedulian terhadap sesama itu sangatlah penting, bahkan hal ini dapat mengakibatkan penundaan untuk mencapai proses
mencapai puncak tersebut. Itulah yang menurutku yang membedakan suatu
pemimpin yang mungkin sering disebut dengan istilah "bos" dan "leader". Seorang "boss" hanya terlalu berorientasi pada targetnya tanpa memperdulikan kondisi sumber dayanya, sehingga sering kali membuat para bawahannya menjadi tertekan dalam proses pencapaian target. Berbeda halnya dengan typical seorang "Leader" yang mana dalam berorientasi pada target, dia tetap memperhitungkan kemampuan sumber dayanya. Jadi tidak jarang bagi seorang leader ikut turun tangan membantu permasalahan yang terjadi pada sumber dayanya (5M : Man, Machine, Money, Methods, Material) demi targetnya tetap tercapai secara keseluruhan. Karena seorang Leader pun sadar Kesuksesan yang sebenarnya itu bukan tentang keberhasilan secara individu akan tetapi lebih pada ketercapaian target secara bersama.
Yang perlu menjadi perhatian bagi para pendaki, maupun calon pendaki yaitu bahwa proses mencapai puncak tentunya
merupakan jalan yang panjang, yang mana membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mencapai puncak. Sehingga wajarlah kalo mungkin kita
beristirahat sejenak untuk memperhatikan kondisi sekitar kita,
rekan-rekan kita, dan mereview apa yang tlah kita lakukan selama ini.
Akan tetapi saya pun mendapatkan pelajaran bahwa dalam proses istirahat
kita pun tidak boleh trus-trusan (atau terlalu lama), sebab hal ini dapat menyebabkan kita
menjadi kedinginan dan menurunkan semangat, begitupula juga dengan
proses pencapaian kita, istirahat boleh tapi sewajarnya.
Hal selanjutnya yang membuat saya kagum yaitu, sikap keramahan dan saling membantu satu pendaki dengan pendaki yang lain. Hal ini mungkin
disebabkan mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu mencapai puncak,
oleh karena itu memang hal ini sepatutnya kita adaptasikan pada diri
kita. Bahwa selama kita memiliki tujuan yang sama maka marilah kita
saling membantu dan jangan saling menjatuhkan satu sama lain.
Kemudian sensasi yang benar-benar wah, dan memang hebat yaitu saat kita telah
mencapai puncak atau tujuan dari awal perjalanan kita ini. Sesuatu hal
sulit, susah, penat, luka, peluh, keringat, dan lelahnya, saat mencapai puncak
terbayarkan semuanya. Yang kita rasakan hanyalah senang, bahagia dan bergembira haha. Dan ternyata
di puncak pun, sebenarnya masih terdapat ilmu yang bagus lagi yaitu, tentu setelah
kita mencapai puncak kita dapat benar-benar mengetahui kondisi di bawah
sekitar kita. Hal ini tentunya menyadarkan kita bahwa kita yang
sudah mencapai puncak ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan mereka yang sedang di bawah. Karena saat kita berada di puncak, kita mampu menjadi lebih mengerti hal dan kondisi apa saja yang
sedang terjadi di kondisi di bawah kita sehingga seharusnya mampu berpikir secara menyeluruh dan lebih berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan maupun tindakan.
Overall, Dari kesemua perjalanan
pendakian yang saya alami, saya sangat bersyukur sekali atas ilmu maupun pelajaran
yang dapat saya ambil, semoga dengan ilmu yang didapat ini dapat
membuat kita sadar akan pentingnya tekad yang kuat dalam mencapai
tujuan, kepedulian sesama baik terhadap sesama manusia maupun semua
makhluk hidup dan lingkungan yang ada, serta disini saya belajar tentang
apa itu "leadership" serta saya menjadi yakin bahwa proses berat yang
mungkin saya alami sekarang merupakan salah satu proses pencapaian dari
target yang ada. Dan saya yakin bahwa semua itu akan indah pada
waktunya, serta akan terbayarkan semuanya saat kita telah mencapai
puncak atau tujuan kita.. Aamiiiin.
"Now I see the secret of making the best person:
it is to grow in the open air,
and to eat and sleep with the earth."
(Walt Whitman)
it is to grow in the open air,
and to eat and sleep with the earth."
(Walt Whitman)
Saturday, 22 June 2013
Menulis Bisa Membikin Orang Awet Muda!!!
Menulis Bisa Membuat Kita Awet Muda??? Kata-kata ini kembali
terngiang di ingatan saya. Hahaha, dulu sekilas saya tidak percaya
dengan kata-kata ini, soalnya saya pernah melihat wartawan yang dikenal
sebagai "juru tulis" akan tetapi dia juga keliatan lebih tua daripada
usia seharusnya. Loh berarti kan ga awet muda haha. Akan tetapi seiiring
berjalannya waktu, sepertinya saya mulai paham dengan apa makna dari
kata-kata tersebut.
Menulis. Menulis merupakan
salah satu cara untuk menorehkan hasil pemikiran dan gagasan kita dalam
bentuk suatu karya nyata sehingga gagasan dan pemikiran kita dapat
dikenal oleh orang lain, meskipun orang lain tersebut tidak bertemu
langsung dengan kita. Dengan inilah gagasan kita dapat mendunia.
Yang menjadi pertanyaan, kemudian hubungannya dengan kata-kata awet
muda? Yang dimaksud awet muda disini ialah lebih ke arah dimana
pemikiran maupun gagasan kita tetap ada meskipun kita sudah tiada
(mati). Sebagai contoh: seorang tokoh terkenal di dunia bernama Ibnu
Rusyd, yang mana beliau lahir di Cordoba, Spanyol pada tahun 1126 dan
meninggal tahun 1198 di Marrakesh, Maroko. Kalau dilihat dari tahunnya
tentu beliau bukan berada pada jaman kita saat ini. Di Eropa ia dikenal
dengan sebutan Averrous. Selama hidupnya beliau banyak berkarya dan
meninggalkan banyak karya tulis. Begitu pula dengan tokoh ilmuwan
lainnya seperti Ibnu Sina (Avicenna) dia merupakan seorang yang ahli
dalam bidang pengobatan dan ilmu kedokteran. Dan beliau pun menuliskan
pengalaman dan ilmu yang diperolehnya ke dalam suatu karya tulis, hingga
sampai sekarang pun tulisan-tulisan beliau menjadi salah satu rujukan
ilmu kedokteran modern saat ini. Di teknik mungkin kita kenal Newton,
beliau juga terkenal dengan menuliskan rumus-rumusan dinamika yang
dikenal sekarang sebagai hukum-hukum Newton yang tetap diaplikasikan
hingga saat ini.
Dari kesemua ilmuwan yang saya
sebutkan tadi, mereka telah tutup usia jauh ratusan tahun sebelum kita
lahir. Dan di akhir hayat mereka yang terkubur ialah hanya sebatas raga
dan jasadnya, akan tetapi pemikiran dan gagasan mereka tetap ada sampai
sekarang. Itulah yang membuat mereka tetap awet muda. Walaupun mereka
telah tiada, hasil pemikiran mereka tetap terabadikan melalui
tulisan-tulisan yang mereka torehkan.
Oleh karena
itu, "Menulislah, karena dengan menulis, ide dan pemikiranmu tak lekang
oleh waktu bahkan bisa melebihi batas usiamu."
Tuesday, 11 June 2013
JUST NOT IMPORTANT NOTE
~until you have read it~
Alon-alon waton kelakon, yupz pepatah Jawa ini mungkin sekarang banyak disalah artikan sebagai alasan untuk kemalasan atau menunda dalam mengerjakan sesuatu, sehingga tidak sedikit orang yang menganggap pepatah Jawa ini sudah tidak tepat untukdigunakan lagi pada jaman yang serba cepat sekarang ini. Tapi apakah demikian???
Berikut sebuah pengalaman yang saya dapatkan dari sebuah acara, “Anak Teknik Itu Harus Gaul Untuk Menatap Masa Depan.” yang mana diselenggarakan oleh Fakultas Teknik hampir setengah tahun yang lalu. Saya masih ingat saat presenter sekaligus moderator, mulai mempertanyakan pepatah Jawa ini. Dia menganggap di jaman yang serba cepat ini pepatah tersebut sudah tidak dapat diaplikasikan karena sudah dianggap “out of date”.
Yang
menarik di diskusi ini adalah sebuah jawaban dari seorang CEO
Schlumberger, yang mana beliau kurang sependapat dengan pernyataan
tersebut. Ia mencoba meluruskan akan sedikit kesalahpahaman atas
pemaknaan kata tersebut. Berikut sedikit kurang lebih ilmu yang bisa saya
ambil dari pernyataan beliau.
“Alon alon waton klakon,
jika dinilai substansinya bukan dari alon-alonnya tapi dari kelakonnya.
Seseorang mampu menembus atau menggapai impiannya, karena dia yakin,
berusaha dan berdoa. Karena perlu tekad kuat untuk mencapainya, selangkah
demi selangkah. Kalo gagal maka akan terasa sakit, tapi rasa sakit
itulah yang mendorongmu untuk berjuang lebih kuat lagi. Ingatlah masa
lolos seleksimu, itu akan paling tidak meningkatkan semangat
bertarungmu dalam menghadapi sebuah pertarungan. Orang sukses pun juga
pernah dan sering mengalami galau tapi dia dengan cepat bangkit, karena
dia tahu di hidupnya diatidak hanya berperan pada hidupnya sendiri tapi
juga hidup orang lain juga bergantung padanya.”
Mungkin
berikut sedikit pengalaman yang dapat saya ambil dari sebuah diskusi
menarik waktu itu, yang mana terabadikan di sebuah catatan kecil di HP
saya. Oleh karena itu, saya coba membagikan sedikit ilmu dari catatan HP
saya ini, karena saya yakin apabila hanya bersarang di HP saya, mungkin
This Note is just not Important, until I can share it. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Thursday, 27 December 2012
LOGO EDITED
ADMINISTRASI LOGO GAN,
Hlo gan, terinspirasi dari ribet nyari kertas buat halaman pemisah or pengesahan, Misal yang ada dan punya print, atau paling minimal punya niat ngeprint, monggo Di print sendiri saja :D.
BUAT PEMBATAS KAPE (kertas background warna merah muda, logonya merah)
BUAT PEMBATAS SCRIPTSWEET(Kertas Background Biru or Biru Muda Logo Warna Biru)
BUAT LEMBAR PENGESAHAN SCRIPTSWEET (Kertas Background Putih Logo Kuning)
Semoga bermanfaat gan :D.
Hlo gan, terinspirasi dari ribet nyari kertas buat halaman pemisah or pengesahan, Misal yang ada dan punya print, atau paling minimal punya niat ngeprint, monggo Di print sendiri saja :D.
BUAT PEMBATAS KAPE (kertas background warna merah muda, logonya merah)
BUAT PEMBATAS SCRIPTSWEET(Kertas Background Biru or Biru Muda Logo Warna Biru)
BUAT LEMBAR PENGESAHAN SCRIPTSWEET (Kertas Background Putih Logo Kuning)
Semoga bermanfaat gan :D.
Sunday, 23 December 2012
Algoritma Genetika untuk Optimasi
Hello Gan, lama ane ga update ini Blog. Ternyata
setelah lama ane ga buka sudah banyak sarang laba-labanya disana sini haha, tpi
gpp sekarang sudah dibersihin dan semoga tetep ilmu yang ada dpet bermanfaat.
Ni
Gan untuk kali ini ane coba share ilmu tentang Algoritma Genetika. (#makanan
apaan tuh haha), biar ga penasaran langsung cek dan telusuri aja gan, semoga
bermanfaat :).
PENGERTIAN
Algoritma Genetika atau nantinya sering disebut
dengan ”AG” merupakan suatu metode
optimasi berbasis pengetahuan biosains, yang mana mengadopsi sifat seleksi
alam seperti sifat pindah silang, mutasi, pewarisan generasi atau keturunan,
dan lain-lainnya. (#wkwkwk kata-kata pertama aj langsung ga jelas dan bikin
pusing haha).
Nah optimasi tu pentingnya buat apa aja sih?? Ini
banyak Sob, kebetulan ane orang Ketenagaan Listrik ya, jadi mungkin kalo di
bidang ane AG bisa digunakan untuk mengoptimalkan suatu keadaan contoh :
a. Pengoptimalan
Daya Masing-masing pembangkit pada suatu sistem agar tercapai nilai biaya
ekonomis (Economic Dispatch).
b.
Pengoptimalan Unit Commitment suatu sistem pembangkit.
c.
Pengoptimalan
transfer daya listrik melalui FACTS.
d. Posisi penempatan
windturbine terbaik berdasarkan kondisi arah angin dan kecepatan angin.
e.
dan masih banyak
lagi gan. :)
Tapi sebenarnya masih banyak lagi gan ga sebatas
bisa digunakan di bidang listrik saja, bisa juga bidang Industri seperti
Optimasi Jadwal Machine Operasi, bisa
juga masalah rute TSP (Traveling Salesman Program), dan masalah di
bidang-bidang lainnya pokoknya ada keterkaitan tentang optimasi maupun minimasi
hehe.
Trus misal timbul pertanyaan Kenapa
Harus Menggunakan Algoritma Genetika??
Kalo boleh adopsi kata iklan, Emm yang lebih sulit
banyak haha. Loh, kenapa?? AG dikenal sebagai suatu metode optimasi yang
terkenal kefleksibelannya karena hanya
membutuhan input berupa fungsi tujuan dan mampu beradaptasi terhadap berbagai kekangan yang digunakan.
Algoritma genetika mampu mencari solusi relatif lebih baik dibandingkan metode
konvensional karena AG mencari berdasarkan sifat stochastic search serta AG
mampu menghasilkan lebih dari satu solusi.
Gambar 1. Ilustrasi AG vs Metode Konvensional
Nah mulai agak sedikit paham kan AG tu makanan apa
haha, Emm untuk lebih tertariknya, Yuk mari kita telusuri lebih jauh
proses-proses dalam AG itu seperti apa?
Dalam proses seleksi menggunakan AG dikenal berbagai
macam istilah seperti populasi, kromosom, dan banyak variabel lainnya. Untuk
lebih jelasnya proses atau tahapan mengenai algoritma genetika dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Inisialisasi
Populasi
Inisialisasi populasi merupakan langkah awal dalam
penyelesaian AG. Dalam prosesnya
populasi dilambangkan sebagai sebuah deretan bilangan biner 0 dan 1, yang
tersusun atas kolom dan baris sehingga membentuk suatu matriks berisi bilangan
biner. Pada satu deret baris matriks
tersusun atas beberapa kolom. Satu deret
baris matriks ini pada AG dikenal dengan istilah kromosom sedangkan jumlah
kolom tersebut dikenal dengan istilah jumlah gen. Nilai jumlah gen
tersebut merupakan perkalian nilai
Nvar(jumlah variabel) dan nilai Nbit (jumlah bit). Nvar merupakan jumlah
variabel yang mewakili dari sebuah kromosom, dan Nbit yaitu jumlah bit biner
yang mewakili sebuah variabel. Sedangkan jumlah baris pada sebuah matriks
tersebut dikenal dengan istilah UkPop (Ukuran Populasi). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.
|
Dari
Gambar 2 dapat diketahui informasi sebagai berikut.
Matriks
Populasi Satu merupakan sebuah contoh inisialisasi populasi pada program AG,
terdiri atas :
Kromosom ke-1 : [ 1 1 0 1 0 0 1 1 0]
Kromosom
ke-2 : [ 0 1 1 0 0 1 1 0 1]
Kromosom
ke-3 : [ 0 0 1 1 0 0 1 1 1]
Nvar =
3 Variabel
Nbit = 3 Bit
Jumlah
Gen = Nvar x Nbit
Jumlah
Gen = 9 buah
Ukuran
Populasi = 3 buah
Setiap kromosom yang dihasilkan
dari inisialisasi populasi merepresentasikan sebuah satu solusi, kemudian
kromosom ini nantinya akan diproses pada proses AG selanjutnya.
Dekode
Kromosom
Dekode
Kromosom merupakan suatu cara pengkodean isi kromosom menjadi suatu nilai
tertentu yang mana hasil dekodenya mewakili tiap variabel dan terdiri dari
beberapa jumlah bit yang ada. Hal ini dilakukan guna untuk merepresentasikan
sifat genotip dan fenotip yang ada dari suatu populasi. Sifat genotip dari
populasi ini dilambangkan sebagai suatu deret biner yang ada pada kromosom,
sedangkan sifat fenotipnya merupakan nilai hasil dekode dari kromosom yang ada.
Sifat genotip ini dipakai saat pada proses pindah silang, mutasi, maupun
tindakan genetis lainnya. Sedangkan sifat fenotip digunakan untuk mengetahui
nilai mutu atau kualitas dari kromosom yang ada.
Pada
umumnya dikenal dengan beberapa contoh skema pendekodean kromosom, yaitu antara
lain :
- Real number encoding. Pada skema ini nilai gen berada pada {x I 0<x<1, xER(+)}, yang mana berarti nilainya gen x terletak dimana x terletak diantara 0 sampai dengan 1, dimana x berupa elemen bilangan real positif, dan biasanya R=1.
- Discrete decimal encoding. Pada skema pengkodean ini setiap gen bernilai salah satu bilangan bulat dalam interval 0 sampai dengan 9, {x I 0<x<9, xEB}.
- Binary encoding. Pada skema pengkodean ini setiap gen bernilai 0 dan 1.
Untuk
ilustrasi lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
|
Untuk
prosedur pendekodean sendiri dapat dilihat sebagai berikut:
- Real number encoding
x = rb +(ra- rb)g
(1)
sebagai
contoh misal rb= -1 dan ra= 2 maka kromosom dapat didekodekan menjadi :
x1=
-1 + (2 – (-1))x0,239 = - 0,2830
x2=
-1 + (2 – (-1))x1,000 = 2,000
x3=
-1 + (2 – (-1))x0.0131 = -0.9607
- Discrete decimal encoding
x = rb + (ra-rb)(g1x
10-1 + g2x10-2 + . . . +gNx10-N)
(2)
sebagai
contoh misal rb= -1 dan ra= 2 maka kromosom dapat didekodekan menjadi :
x1
= -1 + (2 – (-1))( 2x 10-1 + 3x10-2 + 9x10-3)
= -0,2830
x2= -1 + (2 – (-1))( 9x 10-1 + 9x10-2
+ 9x10-3) = 1,9970
x3= -1 + (2 – (-1))( 0x 10-1 + 1x10-2
+ 3x10-3) = -0.9610
- Binary encoding
x= rb + (ra – rb)(g1x2-1
+ g2x2-2 + . . . +gNx2-N) (3)
sebagai
contoh misal rb= -1 dan ra= 2 maka kromosom dapat didekodekan menjadi :
x1
= -1 + (2 – (-1))( 0x 2-1 + 1x2-2 + 0x2-3)
= -0,25
x2
= -1 + (2 – (-1))( 0x 2-1 + 1x2-2 + 0x2-3) =
1,625
x3
= -1 + (2 – (-1))( 0x 0-1 + 0x2-2 + 0x2-3) =
-1
Dari
hasil pendekodean di atas terlihat bahwa untuk tipe pendekodean discrete encoding dan binary encoding tidak bisa
merepresentasikan nilai sebenarnya sebab terbatas pada jumlah bit yang
mewakilinya oleh karena perlu dilakukan pendekatan agar nilai hasil dekode
mendekati nilai asli batasnya, yaitu dengan cara membagi nilai representasinya.Untuk lebih jelasnya maka diambil sampel hasil pendekodean pada kondisi x2 dimana nilai
Ra = 2 dan Rb =-1.
Dari
hasil nilai pendekodean kromosom yang ada, maka didapat nilai hasil dekode
seperti penjelasan di atas, dan nantinya nilai tersebut akan digunakan sebagai
sifat fenotip dan digunakan untuk analisis nilai mutu dan kualitas hasil
seleksi algoritma genetika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Sifat dari kromosom GA
Gambar 4. Sifat dari kromosom GA
Persamaan
Optimasi Fungsi Tujuan
Seperti
pada proses pencarian solusi biasanya, nilai hasil pendekodean kromosom tadi
akan dimasukkan ke dalam persamaan yang nantinya digunakan untuk menentukan
titik global optimal dari grafik persamaan yang ada. Sebagai contoh untuk
permasalahan fungsi kuadrat dengan persamaan y=x12 + x22
+ x32 +4, dengan batas bawah= -1 dan batas atas =2. Maka
nilai fungsi tujuan kromosom tersebut adalah sebagai berikut.
Sebagai contoh
ilustrasi, dapat dilihat pada tabel yang menyimbolkan hasil evaluasi, seperti
ditunjukkan oleh Tabel 1.
Gambar 5. Ilustrasi Roulette Wheel
Kromosom
: [ 0 1 0 1 1 1 0 0 0] dengan Nvar=3 dan Nbit=3, maka hasil pendekodean secara
biner dengan cara yang sama sesuai dengan persamaan binary encoding, maka didapat :
x1
= - 0,1428 x2= 2,000 x3 = -1,000
sehingga
apabila dimasukkan ke fungsi tujuan y=x12
+ x22 + x32 +4 maka didapat:
y=
x12 + x22 + x32
+4
y= (-0.1428)2 + 2,0002 + -1,0002 + 4
y=
7,0204
Kemudian
nilai y=7,0204 ini yang nantinya akan dimasukkan ke dalam fungsi fitness dan akan dilakukan evaluasi
individu pada setiap kromosom dari setiap populasi.
Persamaan
Fungsi Fitness
Pada
umumnya fungsi fitness ini terbagi
atas dua tujuan yaitu fungsi untuk mencari maksimasi (nilai maksimum) dan untuk
mencari nilai minimasi (nilai minimum). Dan rumusan secara umumnya sebagai
berikut (Suyanto, 2010).
Masalah
Maksimasi maka fungsi fitness =
fungsi tujuan (4)
Masalah
Minimasi maka fungsi fitness = 1/(fungsi tujuan + Bilangan Kecil) (5)
Pada
fungsi minimasi perlu ditambahkan dengan bilangan kecil guna untuk mencegah
terjadinya nilai tak hingga, saat nilai fungsi tujuan bernilai 0.
Evaluasi
Individu
Pada
evaluasi individu dilakukan proses seleksi atas hasil nilai fungsi fitness dari setiap kromosom, dari
proses seleksi inilah dijaring individu terbaik dari sekumpulan populasi yang
ada, yang nantinya individu terbaik dari kromosom terbaiklah yang mampu
bertahan, dan akan menjadi solusi atas permasalahan optimasi maupun minimasi
dari suatu fungsi atau permasalahan yang ada.
Elitisme
Elitisme
merupakan suatu prosedur untuk melakukan kopi dari kromosom terbaik, ke sebuah temporary populasi yang hal ini
dimaksudkan agar individu terbaik tetap ada dan tidak hilang maupun rusak saat
terjadi proses genetis berupa pindah silang dan mutasi, yang nantinya dari temporary populasi tersebut akan kembali
dipindahkan ke populasi yang baru.
Linear Fitness Ranking
Linear Fitness Ranking (LFR)
merupakan metode penskalaan yang digunakan untuk menentukan
batasan-batasan wilayah dari masing-masing fungsi fitness hasil solusi dari setiap kromosom. Batasan ini nantinya
digunakan sebagai dasar penentuan pada proses pemilihan orang tua.
|
Roulette Wheel
Pada
AG dikenal berbagai macam metode tentang bagaimana cara mencari kromosom yang
akan dijadikan sebagai parental (orang tua) yaitu salah satu dari metode
tersebut yaitu roulette wheel selection.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.
Prinsipnya
mirip kita memutar sebuah roda dengan adanya sebuah jarum penghenti, roda yang
berputar tersebut berisikan nilai-nilai yang mewakili dari indeks orang tua
yang ada. Dan indeks orang tua dari kromosom dipilih dari rentan nilai dimana
jarum penunjuk roda itu berhenti. Begitulah analogi yang digunakan dalam
menyusun pemilihan orang tua pada AG. Untuk proses detailnya, yaitu kita
membangkitkan suatu nilai random antara 0 dan 1. Kemudian nilai hasil random
tersebut digunakan untuk mengetahui indeks orang tua yang akan dipakai pada
proses pindah silang, yang mana didapat berdasarkan nilai rentan yang sesuai
pada LFR masing-masing kromosom. Sebagai contoh pada kondisi LFR di atas saat
nilai random berhenti pada angka 0,67 maka indeks K2 lah yang terpilih sebagai
orang tua.
Pindah
Silang
Proses
pindah silang inilah merupakan salah satu komponen paling penting dalam AG. Hal
ini disebabkan dengan adanya pindah silang,
solusi yang dihasilkan akan menuju konvergen pada suatu titik tertentu
secara acak, berbeda dengan metode iterasi konvensional yang sifatnya berupa hill climbing. Untuk lebih detailnya
dapat dilihat pada Gambar 6.
|
Terlihat
dari hasil ilustrasi di atas bahwa proses pindah silang pada AG mirip dengan
proses pindah silang pada proses genetis pada umumnya, dimana hasil pindah
silang dalam hal ini disebut Anak 1 dan Anak 2 merupakan hasil percampuran gen
genetis dari kedua orang tuanya. Sedangkan untuk proses konvergen solusi yang
dihasilkan, dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Komparasi Metode Iterasi Konvensional dengan metode iterasi AG
Dari
Gambar 7., terlihat bahwa untuk proses konvensional proses iterasinya berjalan
berurutan dan karena keteraturannya tersebut memungkinkan dapat terjebak pada
lokal minimal. Oleh karena itu sekarang banyak dikembangkan metode pencarian
berbasis pengetahuan biosains salah satunya adalah AG, karena dianggap mampu
melakukan pencarian lebih baik dalam mendekati global optimal apabila
dibandingkan dengan metode pencarian biasa.
Mutasi
Proses mutasi pada AG disini juga mirip dengan
proses genetis pada umumnya. Pada AG proses mutasi dinyatakan dengan cara
proses mengganti nilai gen yang terkena mutasi dengan nilai sebaliknya, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Ilustrasi Mutasi Kromosom
Sesuai
dengan Gambar 8., pada kromosom X pada gen ke 10 dan pada gen ke 15 terjadi
mutasi, sehingga mulanya indeks biner dari kromosom X pada gen-10 yang bernilai
0 berubah menjadi 1, dan begitu pula pada gen ke 15 indeks biner yang semula
bernilai 1 berubah menjadi 0.
Penggantian
Generasi
Pada
proses akhir dari satu kali generasi AG ialah penggantian generasi. Generasi
yang digantikan ialah generasi yang digunakan
sebagai populasi pertama pada proses AG, kemudian digantikan dengan
populasi baru yang merupakan hasil seleksi dari proses Elitisme, Roullette Wheel, Pindah Silang, dan
Mutasi. Dan Generasi baru inilah yang nantinya kan dipakai untuk proses AG
berikutnya sebagai populasi yang baru. Proses ini berlanjut hingga beberapa
generasi sampai didapat fitness yang dianggap terbaik dari hasil
proses AG tersebut atau saat generasi yang dihasilkan telah mencapai batas
maksimal generasi.
Nah
gimana gan, lumayan mudeng dan sedikit mumet ya, hhe. :p. Untuk sementara
dipegang dulu gan konsep AG nya. InsyaAllah materinya dilanjut lagi tentang procedural AG nya, dan cara pengkodean
programnya hhe. Semoga ilmu ini dapat bermanfaat gan hehe dan Salam Cerah..
Subscribe to:
Posts (Atom)